“Jalanan” banyak spekulasi defenisi yang dapat kita serap melalui serapan kata tersebut.
Tapi apa kita sudah mampu mensinergikan komunitas besar ini dalam memberi pengaruh positif bagi kita?, dewasa ini kita dapat melihat bagaimana komunitas yang tampak nyata namun tak diakui, mendapat tanggapan negatif dari kehidupan masyarakat normal. kehidupan yang abnormal,keras”violence”,intimidasi,bebas dan erat dengan vandalisme tersebut sebenarnya sebuah gejala sosial yang terjadi akibat tekanan kehidupan yang bersifat materi ataupun ekosistem sosial yang memaksa mereka secara statis maupun dinamis untuk memilih hidup dalam komunitas yang bersifat delusi ini.Salah satu contoh dari sebagian kecil fenomena nyata ini, kit ambil saja dari kasus X “nama disamarkan”
X adalah seorang anak yang sebelum bergumul dalam kehidupan jalanan atau dengan istilah penulis (street habits) adalah seorang anak yang cukup santun dalam lingkungan sosialnya ayahnya yang berbasis angkatan,dan ibunya yang seorang ibu rumah tangga. Hidup dengan garis normal pada masa kecilnya, dipenuhi dengan kegiatan belajar formal,agama,dan bermain sebagaimana mestinya. Tapi atmosfer hangat itu berubah ketika ayahnya harus merelakan status pekerjaannya karena pensiun, Pada kasus ini “pensiun” menyebabkan kondisi materi mereka buyar akibat masi banyak saudara-saudara x yang harus mendapatkan haknya sebagai anak sedangkan ayahnya sudah tak mampu lagi dalam menyelesaikan kewajibannya sebagai seorang kepala keluarga.
Ditambah dengan cobaan ketika ibunya sakit dan meninggal, kondisi X semakin terpuruk..ayahnya jatuh sakit dan mereka harus berusaha sendiri untuk menafkahi diri mereka, ketika itu ide mengamen pun muncul dibenak X untuk mencoba keberuntungan. Nyatanya lumayan menghasilkan,ia mulai mampu bertahan pada tungkai kakinya sendiri untuk kebutuhan materi walau dalam keadaan secukupnya.
Beberapa tahun kemudian ia tumbuh pesat di sebuah komunitas jalanan lebih berani dalam menunjukan jati diri mereka, mereka bebas dan lebih agresif dalam proses pembentukan identitas sosial, tentu dalam konteks ini kita sebut pembentukan yang mereka lakukan bersifat negatif.
Mulai dari minuman keras,freesex,kekerasan,sampai zat adiktif, mereka lakukan agar komunitas mereka dapat di akui dan perhatikan oleh kita yang umum. X pun mulai menjalani kehidupannya dalam komunitas ini. Awalnya menyenangkan baginya tapi semua itu memberikan dampak buruk baginya setelah berlangsung lama dalam komunitas ini ia positif mengidap virus HIV-AIDS dan akhirnya meninggalkan kita.
Ada juga Y ia sebenarnya lahir dalam keluarga yang cukup menjanjikan hangatnya kekeluargaan dan normalnya kehidupan anak pada semestinya tapi pada suatu saat ia juga bergaul dalam ekosistem jalanan yang dapat membantu proses pembentukan sosial yang dianggapnya bisa diraih dijalanan,ia lebih berfikir idealis dan mudah menyerap konten-konten pola kehidupan jalanan yang dianggap tabu untuk kalangan masyarakat biasa, ia mulai terjebak dalam kehidupan yang ia sendiri blum sadari efek yang akan ia dapatkan hingga akhirnya mendapatkan intimidasi dari keluarga besarnya dan mengalami tekanan depresi dalam keluarganya,, lebih jauh lagi ia mencoba kenikmatan jalanan yang bisa menutupi sedikit masalahnya. Ia terlibat perkelahian antara genk dan mengalami cacat pada bagian matanya akibatnya ia buta dan tidak dapat lagi melakukan aktifitas jalanan
Apa yang terjadi pada X dan Y juga dialami oleh P, tapi bedanya ia dapat menyesuaikan diri dan mampu memanajement dirinya sendiri dalam komunitas yang tidak dianggap tabu ini, ia berasal dari keluarga miskin dan dari kecil harus membantu siklus ekonomi keluarganya untuk tetap bertahan dalah kehidupan nyata ini. Ia bergabung dengan sebuah komunitas jalanan yang lebih condong berkiblat pada jalur musik,ia menekuni dan menikmati dirinya sebagai seorang seniman jalanan dan lebih menghargai apa artinya berjuang dalam hidup, ia melakukan aktifitas jalanan sebagai pengamen untuk meraih impinya... ia bisa survive di dalam kehidupan yang bersuhu panas itu, ia tidak menyentuh zat adiktif. Walaupun ia seorang perokok dan kadang2 meneggak alkohol untuk menghargai kehidupan jalannya. Tapi yang perlu kita contoh dari individu yang kasat dalam kehidupan kita yang layak ini adalah ia mampu menegaskan kalimat. TIDAK MESTI “saya hidup dijalanan bukannya, hidup saya dijalanan” yang harus dipertaruhkan dalam konten-konten negatif
Jalanan masi dapat memberikan pengaruh positif bagi kita lebih tepatnya mengucap syukur mereka yang hidup dijalanan bukanlah keterpaksaan tetapi pilihan.
Argumentasi pendek tadi dapat menyimpulkan dalam segala aspek kehidupan baik borjuis maupun jalanan,semua dapat menjerumuskan kita pada konten-konten negatif... dan jangan selalu menanggapi kehidupan jalanan sebagai suatu penyimpangan pola sosial, karena sebenarnya itu nyata dan ada disekitar kita.. apa yang kita dapat petik adalah sebuah kata yaitu “bersyukur” karena atmosfer jalan tidak menyentuh kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar